Minggu, 29 September 2013

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran Deduktif  adalah proses penarikan kesimpulan berdasarkan sifat khusus dengan fakta yg sifatnya umum. Penalaran deduktif mengarah kepada hal-hal yg sifatnya lebih spesifik lagi. Kesimpulan penalaran deduktif biasa disebut juga dengan deduksi.
Penarikan kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, sebagai berikut :


1.       Menarik kesimpula secara langsung
Penarikan simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan dengan satu premis.  Berikut simpulan secara langsung :
1. Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)

Contoh :
Semua jenis hewan mamalia menyusui
Sebagian yg menyusui adalah hewan mamalia
2. Tidak satu pun S adalah P. (Premis)
Tidak satu pun P adalah S. (Simpulan)

Contoh :
Tidak sebuah gelas pun adalah beling
Tidak sebuah beling pun adalah gelas

3. Semua S adalah P. (Premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (Simpulan)

Contoh :
Semua tumbuhan berwarna hijau
Tidak satu pun tumbuhan adalah tumbuhan tidak berwarna hijau.

4. . Tidak satu pun S adalah P. (Premis)
Semua S adalah tak-P. (Simpulan)

Contoh :
Tidak satu pun garam adalah gula
Semua garam adalah bukan gula

5. Semua S adalah P. (Premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (Simpulan)

Contoh :
Semua kendaraan memiliki roda
Tidak satu pun kendaraan adalah tidak memiliki roda
Tidak satu pun yang tidak memiliki roda adalah kendaraan

2.       Menarik simpulan secara tidak langsung
Penarik simpulan dengan dua premis, premis pertama sifatnya umum dan premis kedua sifatnya khusus.
Contoh :
PU     :  Semua tumbuhan  membutuhkan klorofil
PK     : Teratai adalah tumbuhan
K       : Maka teratai membutuhkan klorofil.
Berikut merupakan jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:

1.      Silogisme
Silogisme adalah menghubungkan dua pernyataan kemudian ditarik kesimpulan. Biasanya digunakan seseorang untuk menuyusun argumentasi. Di dalam silogisme terdapat 2 premis yaitu premis mayor dan premis minor. Premis mayor adalah pernyataan yang dianggap benar bagi semua anggota kelas tertentu. Premis minor adalah pernyataan yang menerangkan suatu peristiwa yang khusus sebagai anggota dari kelas tersebut.
Berikut merupakan rumusan dari Silogisme:
PU       : Semua A = B
PK       : Semua C = A
K         : Semua C = B 

Contoh:
PU     : Semua makhluk hidup (A) membutuhkan oksigen (B)
PK     : Kucing (C) adalah makhluk hidup (A)
K       : Maka kucing (C) membutuhkan oksigen (B)

 Terdapat beberapa jenis-jenis silogisme sebagai berikut:

Silogisme kategorial adalah silogisme yang terdapat tiga proposisi. mengandung 2 premis dan 1 kesimpulan. Dimana terdapat premis mayor atau premis umum yg disingkat menjadi PU,  premis minor atau premis khusus yg disingkat menjadi PK dan kesimpulan yg disingkat menjadi K.  
Contoh:
I.       PU     : Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk bernafas
PK     : Kucing adalah makhluk hidup
K       : Maka kucing membutuhkan oksigen.

II.      PU     : Semua kendaraan memiliki roda
PK     : Motor adalah sebuah kendaraan
K       : Maka motor memiliki roda

Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang mengandung konditional hipotesis dan premis minornya bersifat katagorial, Silogisme hipotesis dibagi menjadi 4 sebagai berikut:
    ü Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
     Jika sore ini hujan turun, saya tidak pergi kerumah Lita
     Sore ini hujan turun
     Maka saya tidak pergii keumah Lita

ü Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen
Jika banyak kendaraan di Jakarta, maka  akan terjadi polusi udara
Sekarang terjadi polusi udara
Maka banyak kendaraan di Jakarta

ü Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent
Jika Roni malas belajar maka tidak akan lulus ujian
Roni rajin belajar
Maka Roni akan lulus ujian

ü Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen
Jika gaji buruh tidak dinaikkan maka para buruh akan berdemo
para buruh akan berdemo
Jadi gaji buruh tidak dinaikkan.

Silogisme alternatif atau silogisme disjungtif merupakan sebuah kalimat proporsi mayor yg mengandung suatu kemungkinan atau menyebutkan dua proporsi alternatif dalam kalimat tersebut. Sedangkan proporsi minornya mengandung kalimat yg menolak atau menerima salah satu alternatifnya tersebut.
Contoh :
-PU   : Andi sedang bermain futsal atau basket
-PK   : Andi sedang bermain futsal
-K      : Jadi, Andi tidak sedang bermain basket

-PU   : Andi sedang bermain futsal atau basket
-PK   : Andi tidak sedang bermain basket
-K      : Jadi, Andi sedang bermain futsal

Berikut adalah kaidah dalam silogisme alternatif :

Silogisme dalam arti sempit,  suatu putusan yang berisi pengakuan suatu predikat terhadap suatu subyek yang dinilai benar, walaupun hasil dari kesimpulannya salah.

Contoh :
Rudi mengendarai motor atau mobil
Ternyata mengendarai mobil
Jadi ia bukan tidak mengendarai mobil
Rudi mengendarai motor atau mobil
Ternyata ia tidak mengendarai mobil
Jadi ia bukan mengendarai mobil

Silogisme alternatif dalam arti luas, sebagai berikut:
a. Bila premis minor mengakui salah satu alternatif konklusinya benar, seperti:
Lina pergi ke kota Semarang atau Bandung
Ia pergi ke Semarang
Jadi bukan pergi ke Bandung
Lina pergi ke Semarang atau Bandung
Ia pergi ke Bandung
Jadi bukan pergi ke Semarang

b. Bila premis minor mengingkari salah satu alternatif konklusinya salah, seperti:
Zirhan menyukai permainan sepak bola atau volly
Ternyata ia tidak menyukai volly
Jadi ia menyukai sepak bola. (Bisa jadi ia menyukai permainan lain).
Lina pergi ke kota Semarang atau Bandung
Ternyata ia bukan pergi ke Semarang
Jadi ia pergi ke Bandung (Bisa jadi pergi ke kota lain)

2.       Entimem
        Entimem adalah sesuatu pernyataan yg diungkapkan secara praktis dan tepat. Dalam arti lain entimen merupakan silogisme yg di persingkat. Rumus Silogisme Entinem : C = B karena C = A

Contoh:
 I.      - PU : Semua orang ingin pintar harus belajar dan berusaha
- PK : Rina ingin pintar
- K     : Rina harus belajar dan berusaha


II.      -PU   : Jika adik tidak mau makan, ibu akan marah
-PK   : Adik mau makan
-K      : Maka ibu tidak akan marah

3.      Salah Nalar
Kekeliruan dalam menafsirkan kesimpulan karena adanya kecerobohan atau ketidaktahuan.

Contoh:
Doni merupakan seorang alumni lulusan Gunadarama, mendapatkan pekerjaan diperusahaan ternama  dan gaji yg besar. Oleh sebab itu, Ali  tentu akan dapat pekerjaan diperusahaan ternama  dan gaji yg besar.

4.      Deduksi yang salah
Suatu kesimpulan yg diawali dengan premis yang salah.


Contoh:
Semua yg memiliki roda memerlukan bahan bakar bensin untuk bergerak




Nama  : Diana Tri Widyanti
Kelas   : 3EB23
NPM   : 29211322











Tidak ada komentar:

Posting Komentar